Minggu, Mei 28, 2017

Besok Kembali Kerja

Pelepasan Rindu anak perantau kepada org tua, oleh waktu kini kembali harus dipisahkan.
Besok ba'da subuh, anak rantau harus kembali ke tanah rantau bekerja berburu dolar (ilmu dan pengalaman).

Love you Bapak love you Mama. And all of my beloved family...
See you... Aah, sungguh berat bagiku untuk meninggalkan...

*NB : Jika tiap manusia dalam sehari mempunyai waktu yg sama yakni 24 jam. Aku ingin penambahan waktu, sebab sangat jarang waktu tersisa untuk ku menulis.

Sabtu, Mei 13, 2017

Aku Hampir Mati.


Di sela-sela kerja yang hari ini hampir selesai, ku melirik jam di layar hp untuk memastikan berapa menit lagi aku bisa kembali ke rumah. ku pencet tombol on off di samping kanan atas hp, lalu layarnya pun menyala. kemudian ku masuk kan beberapa digit nomor rahasia untuk membuka layar yang terkunci. ternyata ada beberapa panggilan tak terjawab dan beberapa pesan yang masuk.

Ada sekitar 104 pesan masuk yang belum terbaca, hanya sekian yang menarik perhatian untuk dibuka, selebihnya berasal dari sponsor sponsor kartu perdana dan undian-undian togel tak jelas. Salah satu dari sekian pesan adalah berasal dari Salah Seorang penghuni rumah tempat ku tinggal saat KKN Profesi. Tiba-tiba sejenak aku terdiam terpaku setelah membaca isi pesan itu. Spontan kemudian aku lalu membuat panggilan ke nomor tersebut (yang juga salah satu panggilan terjawab). Panggilanku diterima, Lalu terdengar suara di ujung sana, menangis tersedu-sedu sejadi-jadinya menangis. Dia pun menginformasikan kembali info yang sudah ku baca di pesannya. bahwa Ibunya sudah tiada. Dengan tangisan yang tak terkontrol di memohon meminta kepadaku untuk datang.

Seketika aku pun dibuat galau. Aku harus kesana disisi lain aku pun harus tetap stay disini. Jika aku kesana, kemungkinan besar aku pasti nginap (karena angkutan sudah tak beroperasi didaerah itu saat malam). sementara esok pagi nya aku harus berada di kantor, Sudah dikonfirmasikan sebelumnya bahwa besok aku harus bertanggung jawab di dua devisi (finansial and purchasing), aku harus menghandle semuanya. Sebab personil lain tidak masuk (sedang off) dan izin. Peluangku untuk pergi kesana hanya pada jam pulang kerja hingga jam 11 malam.

Beruntung Partner kerjaku baik hati, dia pun menawarkan solusi jitu setelah mengetahui ke galauan ku. Ah parnetku ini memang terbaik. Seketika aku pun lega, namun juga begitu nekat mengiyakan tawarannya meminjamiku motor untuk ku kendarai ke sana. Nekat! 1. Daerah tujuan jauh 2. Tak pernah mengendarai motor jauh-jauh 3. Tidak 100% hafal jalanan 4. Hari sudah mulai gelap

Pulang kerja, aku pun meluncur ke TKP yakni Desa Salajangki Gowa dengan mengambil jalur Takalar. Sejam Aku berkendara, Gas motor semakin ku naikkan, beberapa kendaraan kencang pun bisa ku dahului namun belum ada tanda-tanda aku akan sampai. Karena penasaran, aku pun singgah bertanya. mendengar jawaban bahwa masih ada sejam perjalanan lagi untuk sampai, aku pun sempat berpikir untuk putar balik. yuk, Pulang sj !

Setelah hampir 2 jam ngebolang di jalanan. Saat menjelang Isya, aku pun akhirnya sampai. Alhamdulillah.

*****
Singkat cerita, Tak henti-hentinya aku memandangi jam dilayar hp yang menampilkan pukul sembilan malam. aku mulai gelisah, inilah saatnya bagiku untuk pulang (pikirku). Sebisa mungkin, Aku harus berada di kota di bawah jam 12 malam. Maka, dengan berat hati, aku memohon pamit dan disambut dengan larangan. Larangan untuk pulang. mereka menawarkan nginap. Ah aku juga ingin nginap, tapi aku harus menjalankan tanggung jawab. Hal yang memperkuat keinginanku untuk pulang adalah ketidaksanggupan melihat seseorang diantara mereka yang sedang menangis. Memandangi dirinya yang menangis Aku tak kuat ya ALLAH. 

Akhirnya dengan alasan motor yang ku pakai adalah milik teman dan harus mengembalikan, aku pun lolos. Siap menyusuri jalanan dengan durasi hampir 2 jam. Sebenarnya ada jalan pintas, tapi mengingat hari sudah gelap, aku lebih memilih jalan yang ramai kendaraan dan mudah ku hafal. Tak tanggung-tanggung aku melaju lebih cepat dari sebelumnnya. Seolah-olahaku adalah seorang Rossi versi Wanita. Gas motor full, mobil-truk-motor ku lambung. jalanan rusak berbatu ku lalui. Hingga akhirnnya aku mendapat teguran dengan adanya batu (sebesar kepalan orang dewasa) berada di tengah jalur yang hendak ku lewati. Entah mengapa aku tiba-tiba jatuh terseret sekian meter bersama motor. Setengah sadar, dalam keadaan terseret dan merasakan roda-roda kendaraan yang lewat sekian centi dekatku seperti hendak melindas ragaku, aku sempat berpikir inikah akhir hidupku ya Rabb.  Melihat banyaknya orang yang berhenti dan mengahampiriku, Aku berusaha bangkit namun Aku tak bisa menggerakkan kakiku yang tertindis badan motor. Orang-orang memegangiku, karena tak ingin semakin banyak yang pegang, spontan aku menguatkan diri dan mencoba bangkit setelah motor yang menindis kakiku telah terangkat. Badanku sakit, kepalaku oleng, bajuku kotor penuh butiran debu jalanan. Aku berusaha menyadarkan diriku yang seolah berasa ingin pingsan. Aku berterimakasih kepada mereka yang menolongku, dan menyatakan bahwa aku baik-baik saja dan masih sanggup melanjutkan perjalanan.

Jam Segini tak ada apotik yang terbuka. Alhamdulillah aku sampai di rumah, segera ku pandangi diriku dengan seksama, mencari sumber luka yang hanya bisa diobati dengan bahan seadanya untuk meredakan sakit. Balsem dan air panas itulah yang aku punya. Aku bersyukur. Karena aku masih hidup. Masih teringat jelas kejadian tadi, aku berasa antara hidup dan mati. Beruntung wajah, gigi, dan kepalaku tak ada luka. Over all, aku masih sanggup ke kantor walau dalam keadaan kaki terseok-seok.

Alhamdulillah ya Allah.