Senin, September 10, 2012

My Last Holiday...

Sunday, September 09, 2012


            Sepertinya mereka sudah seperti keluarga bagi saya, mereka mengisi kisah di tiap hari-hariku. Kebisingan suara mereka kini telah dapat diterima oleh indra pendengaranku sebagai rutinitas yang biasa terjadi.
            Hari ini di pagi buta (dini hari), seperti yang telah direncanakan di hari sebelumnya. Mereka dan juga saya akan menghirup udara laut serta pemandangan langit tanjung bayam. Dengan bermodalkan kendaraan berupa 6 buah motor, maka pagi itu juga mereka dan saya berangkat ke tempat tujuan.
        Kegiatan hari ini dikapteni oleh kak Rasul, yang sangat berperan dalam jalannya kegiatan ini. Dalam postingan kali ini saya akan memperkenalkan mereka secara keseluruhan. Motor pertama (loh kok motor?), ada kak Rahwa, mantan teman kamar kak ciya. Telah sarjana keperawatan alumni UIN Alauddin. Kak rahwa lah penghuni kos yang pertama kali saya kenal karena ia yang menyambut saya kala saya datang  melakukan observasi ke kos sebelum benar-benar jadi penghuni di kos itu. Meski tidak lagi jadi penghuni kos, kak Rahwa tetap sering datang berkunjung dan sesekali nginap. Dan hari ini kak Rahwa jadi pengendara motor lagi bersama saya sebagai penumpangnya.
            Motor ke-dua ada kak Rasul dan kak Jusmah, motor ketiga ada kak Ciya (pacar kak Rasul) dan keluarga dari kak Rasul saya gak tahu siapa namanya. Motor ke empat ada kak Ani dan pacarnya kak Yusuf, motor ke lima ada kak Evi dan teman kamar barunya Uny. And the last, Risna (my sister room) with her boyfriend kak Sawir.
            Jam delapan lewat saya dan mereka kembali ke kos. Ba’da ashar pada ngumpul lagi kali ini di rumahnya kak Rasul acara ikan bakar dan cumi… asiekk kenyang enak lah masakannya.
*      *      *

     Terlepas dari kegiatan saya bersama teman2 se-kos beserta teman2nya, ada hal yang membuat saya gak karuan sekaligus membuat saya kesal. Itu loh si *???. Hari ini ku melontarkan kata yang kurang bagus deh kayaknya ketika ia datang lagi ke kos. “Jika kau pulang sekarang dengan meninggalkan keGAJEBOAN (Gak Jelas Banget bo), saya pastikan ini adalah kali terakhir kau datang kemari!” soalnya dari kemarin2 meminta waktu tuk datang bertamu di kos. Terus katanya tergantung waktu saya kapan bisa. Nah giliran saya punya waktu, dia membiarkan saya menunggu. Giliran saya memutuskan untuk tak menunggu, dia datang dan waktunya bukan lagi seperti yang di infokan. Nah, giliran saya (bukan hanya saya tapi juga teman2 kosanku yg sdh seperti keluarga bagiku) mempersilahkan dia dan teman sejurusannya masuk dan menawarkan sirup  dan kue yang beraneka ragam dia gak mau, malah masang tampang jelek ke saya. Ini dia yang buat saya lepas kontrol terhadap emosi. Katanya saya udah buat dia malu (mungkin karena teman2 saya sudah memanggil dia masuk tapi biasa teman2 kosku kalo manggil pake TOA).
   
Emosi masih bisa saya kendalikan, saya bawakan dia sirup, dan mulai mendengarkannya, tapi tak lama ia minta pamit tanpa ada kejelasan yang pasti. Apa-apaan sih! Konyol banget tau gak!!
Teman sejurusannya berkata kepada saya kalau sebenarnya banyak yang mau diceritakan kepada saya. Tapi, yaudah. Situasi sepertinya tak mengizinkan hal itu terjadi hari ini. Dan sepertinya ketidak adaannya penjelasan yang baik membuat misscomunikasi terus berlanjut hingga sekarang. Dia salah paham dengan keberadaan teman2 saya yang memang pada rame, menganggap teman2 saya patut untuk membuatnya merasa dipermalukan. Saya sangat membantah terhadap opini demikian karena itu sangat bertolak belakang. Ingatlah saya tinggal seatap dengan mereka tak ada kata bahwa saya tidak  cukup mengenal mereka dengan baik. Jadi gak ada salahnya kalo berbicara atau berdiskusi atau apalah meski dalam keadaan ramai dengan teman2 saya. Saya yakin mereka akan menghargai dan tak akan mengganggu.

Jadi kepikiran juga sih dengan kata yang saya ucapkan tadi, tapi gak apalah kata itu saya rasa cukup setimpal dengan kekesalan yang dia timbulkan. And I’m serious!!

Ok, chao… J
My room 22:29 WiTA
 Not hearing iradio (acara favorit lagi libur siaran)

KAMELIA

Keinginan Semu...

Wednesday, September 5. 2012
19.03 WITA
     Terkadang muncul dipikiran saya suatu keinginan tuk memiliki kendaraan sendiri yang bisa mengantarkan saya ke tempat yang jaraknya cukup jauh yang butuh waktu lama apabila ditempuh dengan jalan kaki. Kini pikiran itu muncul lagi disaat saya berada (duduk) di jok belakang motor milik teman saya (A. Rista D.N) dalam perjalanan menuju tempat yang menyediakan jasa transaksi jual-beli berbagai kebutuhan sehari-hari.
     Mm,, perlu diperkerut inti pokok dari tulisan ini yakni hanya berkisar pada kemunculan pemikiran semu saya yang menginginkan sebuah kendaraan. Jadi, tidak akan ditemukan uraian tentang aktivitas konkrit, kedatangan teman saya ke kos sampai kepulangannya, dan apa yang dilakukan? dsb. Itu semua tidak dijabarkan di postingan kali ini.
     Ok, back to laptop! Aku mau punya motor! Itu adalah sebagian kata yang muncul dipikiran saya. Asyik banget ya punya kendaraan sendiri, kalau mau pergi ke suatu tempat tidak akan membuang waktu lama untuk memutuskan pergi, tidak, pergi, tidak, pergi, tidak. Dan tak jarang kata TIDAK terpilih sebagai keputusan saat itu karena didukung sepenuhnya oleh alasan tidak adanya kendaraan. “Ukh, payah!” kata teman saya… hehe nggak ding! Teman saya gak pernah berkata demikian di depan saya,, (^_^)v …mm,, but (jika menggunakan nalar suudzon) maybe di belakang saya iya, … haha… JK! :D

22.09 WITA

[Maaf, habis break (makan berjamaah + berbagi cerita) puluhan menit tuk memenuhi panggilan tamu (pacar dari tetangga kamar saya) yang datang membawa bakso yang saya titip namun ujung-ujungnya uang saya gak diterima. Bakso gratis, Gak masalah! Gak boleh menolak rezeki... :)) ]
    Back to the topic. I think have a transportation dalam hal ini adalah motor merupakan suatu hal yang sangat sangat berguna bagi mahasiswa yang jarak antara tempat tinggal dan kampusnya tidaklah dekat. Dan Saya sebagai mahasiswa yang merasa tergolong dalam kategori tersebut, tidak dapat memungkiri kenyataan itu. Kendaraan is important! Tapi, perlahan (dalam khayalan saya) yang masih duduk di jok belakang motor teman saya yang kali ini dalam perjalanan back to kos, sebuah tirai perlahan menutupi khayalan itu dan diikuti suara yang mengiringi “Sudahlah Mel, memang motor sangat berguna bagi kamu, tapi lihatlah disisi lain yang memperlihatkan bahwa sebaiknya kamu tidak punya.”
     “Woiii,, kenapa, kenapa, kenapa??! (Intonasi ala Ust. Maulana) Why? Anything’s problem? Masalah buat Lo!” (Intonasi ala Soimah) kata saya dalam imajinasi sambil menarik dan membuka tirai yang hampir menutup sepenuhnya itu…
     Haha.. gak ah, gak benar kok kalimat di atas. Itu Cuma adegan lebay tambahan dari gue aja. Kembali ke kalimat “Sudahlah Mel, memang motor sangat berguna bagi kamu, tapi lihatlah disisi lain yang memperlihatkan bahwa sebaiknya kamu tidak punya.” Tidak punya saja kamu sudah cukup sibuk dengan kegiatan diluar kampus kamu. Tidak punya saja kamu bisa pergi ke tempat kegiatan kamu yang cukup jauh. Tidak punya saja kamu cukup sulit ditemui oleh teman-teman kamu. Jadi, gimana kalau kamu punya? Bakalan super duper sibuk, bakalan lebih jarang di kos, bakalan kelihatan sombong berombong deh nantinya. Itu baru sebagian alasan kenapa sebaiknya kamu tidak punya motor. Masih banyak alasan yang lebih parah dan sangat bisa ngebanting 180’ (baca: derajat) pikiran sekilas kamu yang ingin punya kendaraan sendiri.
Jadi solusinya, Jalanilah sesuatu yang di mata-NYA itu baik untukmu yang mungkin di mata kamu itu kurang baik. Namun itulah yang terbaik buat kamu. Ciee,, insya ALLAH solusinya nyambung ya.. hehe (^__^)
     Ok! Sudah dulu ya, saya ending-in sampai di sini saja ya tuk postingan kali ini. Udah lewat larut malam. Sebaiknya, segera istirahat. Let’s to brush your face, your theeth, take a whudu and don’t forget to take a prayer before sleep. Hope tomorrow will be good than this day. See you next, bye! (^_^)
Wassalam…

My room, while hearing iradio.

KAMELIA.